Minggu, 27 April 2008

HUKUM CELANA DI ATAS MATA KAKI BG LAKI2

Celana Laki2 : Di Atas Mata Kaki???

Banyak sekali orang yang berdalih, bahwa memakai pakaian dibawah mata kaki ASALKAN TIDAK SOMBONG tidak apa-apa! Benarkah demikian?



DALIL-DALIL BAB PAKIANNYA LAKI-LAKI

BAB PAKIANNYA LAKI-LAKI:


1. (HR:Bukhori) "Dan bersabda siapa Nabi s.w.a :Makanlah dan minumlah dan berpakaianlah dan sodaqohlah pada selain berlebihan dan jangan sombong. Dan berkata Ibnu Abas: Makanlah apa-apa yang engkau kehendaki selagi tidak menyalahi engkau pada 2 perkara (1) Isrof (berlebihan) (2) atau sombong."
2. (HR:Bukhori 5783) "Dari Ibni Umar r.a sesungguhnya Rosulalloh s.a.w bersabda: Tidak akan melihat siapa Alloh pada orang yang menyeret (melembrehkan) pakaiannya dengan sombong".

BAB MELEMBREHKAN PAKAIAN DARI SELAIN SOMBONG:

1. (HR:Bukhori 5784) "Nabi bersabda: Barangsiapa yang melemberhkan pakaiannya dengan sombong maka Alloh tidak memandang padanya dihari Qiyamat, Abu Bakar berkata: Wahai Rosulalloh sesungguhnya salah satu dua sisi pakaianku melembreh, kecuali jika mempersungguh aku (menaikkan/jw.ngunjukne) aku demikain itu pakaian, dari melembreh ? Bersabda Nabi: Tidak ada engkau (Abu Bakar) dari orang yang melakukan sombong".

BAB APA-APA YANG LEBIH BAWAH DARI MATA KAKI MAKA DIA DIDALAM NERAKA:

1. (HR:Bukhori 5787) " Dari Abi Huroiroh r.a. dari Nabi s.a.w, bersabda Nabi: Apa-apa yang lebih bawah dari mata kaki maka dia didalam neraka".

BAB ORANG YANG MELEMBREHKAN PAKAIANNYA DARI SOMBONG.

1. (HR:Bukhori 5788) "Dari Abi Huroiroh sesungguhnya Rosululloh s.a.w bersabda: Alloh tidak melihat di hari Qiyamat pada orang yang melembrehkan pakaiannya dengan sombong".
2. (HR:Bukhori 5791) "Rosul s.a.w bersabda: Barangsiapa yang menyeret (melembrehkan) pakaiannya dengan sombong maka Alloh tidak akan melihat padanya dihari qiyamat" aku (Su�bah) bertanya pada Uharibin: Apakah Abdillah bni Umar menuturkan tentang pakaian bawahnya? Muharibin menjawab: Tidaklah mengkhususkan pada pakaian bawah dan juga qomis".
3. (HR:Bukhori 3573) "Dari Abih, dia berkata: Aku berkata kepada Abi Saidin, adakah engkau mendengar dari Nabi s.a.w tentang sesuatu didalam pakaian? Said menjawab: Ya. Aku (Said) mendengar dari Rosul s.a.w, beliau bersabda: Pakaian bawahnya orang iman itu sampai setengah betis, tidaklah dosa jika dia memakai antara 2 mata kaki, dan apa-apa (Pakaian bawah) yang lebih dari 2 mata kaki, dalam neraka; Nabi bersabda 3 kali, Alloh tidak melihat pada orang yang menyeret pada pakaian bawahnya karena sombong.
4. HR:Bukhori 3574) "Dari Mughiroh ibnu Syu�bah, berkata dia: Rosululloh bersabda: Ya Sufyan ibna Syahlin, janganlah kamu melembrehkan (pakaian) karena Alloh tidak senang kepada orang yang melembrehkan pakaian."

BAB TEMPATNYA PAKAIAN BAWAH:

1. (HR:tirmidzi 1783) "Dari Hudaifah dia berkata: Nabi memegang pada pentholan kentolku atau betisnya Nabi sendiri, Nabi bersabda: Ini tempatnya pakaian bawah, maka jika kamu menolak, maka yang lebih bawah (lebih bawah dari kentol); maka jika kamu menolak maka tidak ada hak bagi pakaian bawah didalam 2 mata kaki (tidak boleh dibawah mata kaki). (Hadist Hasan Soheh).

BAB ORANG YANG MELEMBREHKAN PAKAIAN DARI SOMBONG

1. (HR:Ibnu Majjah 3569) Dari Ibnu Umar, sesungguhnya Rosululloh bersabda: Sesungguhnya orang-orang yang menyeret pakaiannya dari sombong, dia tidak dilihat oleh Alloh di hari kiamat.
2. (HR:Ibnu Majaah 3570) "Dari Abu Said berkata:Bersabda Rosululloh s.a.w: Barangsiapa yang menyeret pakaian bawahnya dari sombong, Alloh tidak melihat dia di hari qiamat".
3. (HR:Ibnu Majaah 3571) "Dari Abi Salamah dari Abu Huroiroh, Abi Salamah berkata: Seorang pemuda qurais bersama Huroiroh, dia menyeret pada sebelah pakaiannya, maka Huroiroh berkata: Wahai anak laki-lakinya saudaraku, sesungguhnya aku mendengar dari Rosululloh s.a.w, beliau bersabda: Barangsiapa yang melembrehkan pakaiannya dari sombong, Alloh tidak melihat padanya dihari kiamat".

BAB TEMPATNYA PAKAIAN BAWAH, DIMANA ITU?

1. (HR:Ibnu Majaah 3572)"Dari Hudaifah dia berkata, Rosul memegang pada bawahnya pentol betisku atau betisnya Nabi, Nabi bersabda: Ini adalah tempatnya pakaian bawah, maka jika kamu menolak, maka yang lebih bawahnya, maka jika kamu menolak, maka lebih bawahnya lagi, maka tidak ada hak bagi pakaian bawah didalam 2 mata kaki (menutupi mata kaki).

BAB TEMPATNYA PAKAIAN BAWAH:

1. (HR:Nasai 5344) "Dari Hudaifah dia berkata, bersabda Rosul s.a.w: Letaknya pakaian bawah sampai separuh 2 betis dan pentol betis, maka jika kamu menolak maka lebih bawahnya, maka jika kamu menolak, maka didalam belakangnya betis (lebih bawah lagi), maka tidak ada hak bagi 2 mata kaki didalam pakaian bawah. Dan lafal hadist ini dari Muhamad ibn Qodamah.
2. (HR:Nasai 5345) "Dari Abu Huroiroh, dia berkata: bersabda Rosul s.a.w: Apa-apa yang dibawah dari 2 mata kaki dari pakaian maka didalam neraka".
3. (HR:Nasai 5346) "Dari Abu Huroiroh dari Nabi s.a.w, beliau bersabda: Apa-apa yang dibawah dari 2 mata kaki dari pakaian, maka didalam neraka".

BAB MEMANJANGKAN (MELEMBREHKAN) PAKAIAN BAWAH

1. (HR:Nasai 5347) "Dari Ibni Abas, dari Nabi s.a.w, beliau bersabda: Sesungguhnya Alloh yang maha mulya dan maha agung, tidak melihat pada orang yang melembrehkan pakaian bawah".
2. (HR:Nasai 5348) "Dari Abi Dzar, Rosul bersabda: 3 golongan yang tidak diajak bicara oleh Alloh di hari qiamat dan mereka tidak disucikan oleh Alloh, dan bagi mereka siksaan yang pedih: 1. Orang yang memngundat-undat(mengungkit-ungkit) dengan apa-apa yang telah dia berikan 2. Orang yang melembrehkan pada pakaian bawah 3. Orang yang berusaha agar daganganya laku dengan sumpah yang bohong.
3. (HR:Nasai 5349) Dari Ibni Umar berkata: bersabda Rosul s.a.w : Adapun melembrehkan pakaian dan qomis dan surban, barangsiapa yang melembrehkan darinya pada sesuatu karena sombong Alloh tidak melihat padanya dihari qiamat".
4. (HR:Nasai 5350) Dari Abih sesungguhnya Rosul bersabda: Barangsiapa yang melembrehkan pakaiannya dengan sombong Alloh tidak melihat padanya dihari qiamat". Abu Bakar bertanya: Ya Rosululloh sesungguhnya salah satu sisi dari pakaianku melembreh, kecuali jika mempersungguh aku dari mlorot (kecuali kalau aku naikkan)? Nabi menjawab: Sesungguhnya engkau bukanlah dari orang yang berbuat sombong".

CATATAN: Banyak sekali orang yang berdalih, bahwa memakai pakaian dibawah mata kaki ASALKAN TIDAK SOMBONG tidak apa-apa! Benarkah demikian?

1. Orang tersebut tidak mengerti apa yang dimaksud dengan "sombong" disini. Sombong disini memiliki pengertian "yahruju ani thoat" (tidak thoat), bukan seperti sombong yang biasa kita mengerti, yaitu memakai sesuatu yang hebat sambil pamer (jw. Gemblelengan, kemlinthi dll)
2. Orang tersebut membaca (mengerti)dalil hanya sepotong-sepotong, dan belum pernah membaca Hadist secara tuntas (lengkap), artinya hanya cuplikannya saja (seperti diatas) dan belum pernah mempelajari hadist secara kontekstual.
3. Orang tersebut hanya membaca salah satu Hadist misalnya Bukhori, dan belum pernah membaca Hadist lainnya seperti (Nasa�i), padahal sama-sama shohehnya.
4. Orang tersebut barulah sampai taraf mengerti agama tetapi belum faham agama
5. Alasan lain-lainnya yang sejenisnya.

INFAK

Teologi Keinfakan

Berbicara infak tentu bukan sesuatu yang aneh, tetapi sesuatu kata yang sangat familiar di telinga, karena kata infak sering kita dengar diberbagai pengajian keagamaan, berbagai media, baik elektronik maupun media cetak. Pertanyaannya sudah berapa jauh teologi keinfakan itu merasuk dalam diri dan menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan kita? Sebagai salah satu perintah Tuhan, seberapa jauhkah infak memberi andil dalam pembentukan spiritual kita?

Bagaimana dengan infak yang telah kita lakukan, atau telah kita bayarkan, apakah telah membawa ke tataran teologis? Apabila belum maka secara tidak langsung kita belum mencapai target teologi keinfakan, teologi keinfakan yang penulis maksud adalah sebuah konsep ideal tentang infak yang dirumuskan oleh Allah. Infak merupakan bagian ajaran agama yang secara langsung berhubungan dengan ketuhanan. Dengan demikian infak pada dasarnya adalah konsep membangun kesadaran social sekaligus kesadaran religi.

Dalam tataran social, obyek dari infak adalah orang yang terkena bencana, orang fakir miskin, anak yatim dan orang yang kurang beruntung, orang miskin, orang terlantar, anak yatim, tidak mampu sekolah karena alasan biaya, sedang pada saat yang sama kita menjadi tetangganya, kita tahu dan kita mampu untuk menolongnya, tetapi kita tidak lakukan maka secara jelas kita belum sampai pada konsep teologi keinfakan. Kita dianggap sebagai pendusta agama.”Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin, Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, Orang-orang yang berbuat riya, Dan enggan (menolong dengan) barang berguna,”(QS. Al-Maun:1-7)

Kita mempunya baju bekas atau makanan yang menurut kita sudah tidak layak, sebagai contoh kita mempunyai pisang, pisang yang kita beli cukup banyak sehingga berlebih, dan akhirnya tidak habis, lalu kita berfikir daripada dibuang lebih baik diberikan kepada pembantu kita, atau kita berikan kepada tetangga kita, jika itu kita lakukan maka sebenarnya secara teologi keinfakan, amal yang kita lakukan akan tertolak dan sia-sia.”Barang siapa bersedekah/berinfak seharga kurma, namun dari hasil yang baik dan Allah tidak akan menerima sesuatu kecuali yang baik, (HR. Bukhari).

Berkorban untuk Allah apakah dengan jalan bersedekah atau berinfak dengan sesuatu yang buruk/tidak berkualitas maka hal itu akan ditolak oleh Allah. Di sisi lain, perbuatan kita yang berlebih/pemborosan menjadikan diri kita berada dalam persekutuan/persaudaraan dengan setan.”Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah Saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.”(QS. Al-Isra:27).

Apakah infak yang telah kita berikan kepada para korban gempa, banjir dan tsunami atau bahkan untuk membangun mesjid akan bermanfaat bagi kita, jawabnya bisa ya bisa tidak, bermanfaat dan berpengaruh bagi diri kita apabila infak tersebut kita lakukan karena Allah semata bukan karena ingin dipuji, atau ingin mendapatkan simpati, atau karena ingin mendapatkan keuntungan duniawi, misalnya agar tercapai tujuan politiknya.

Dalam pandangan teologis keinfakan, infak dapat dianggap bermanfaat dan bernilai pahala di sisi Allah jika infak tersebut, pertama dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah, kedua, sesuatu yang diinfakkan berasal dari yang baik dan halal, ketiga dalam berinfak tidak dibarengi dengan menyebut-nyebutnya, kelima, dalam berinfak tidak diiringi dengan tindakan yang menyakitkan.Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya Karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, Kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (Tidak bertanah). mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir”(QS. Al-Baqarah:264).

Sebenarnya, ketika kita keluar dari garis teologis keinfakan di atas, maka akibatnya adalah pada tataran spiritual, akibat tersebut sangat membahayakan bagi kualitas spiritual kita, infak kita akan bernilaiseperti debu di atas batu yang sirna terkena hujan, lebih gawatnya lagi kita tidak akan mendapatkan manfaat dari infak yang kita lakukan, dan infak tersebut tidak mampu menembus tabir kegelapan yang menyelimuti hati kita, karena Allah telah menutup dan tidak memberi petunjuk kepada hati kita.

Akibat teologis kejiwaan dari infak yang tidak sesuai dengan konsep Allah banyak dilupakan. Sehingga terjadi kekosongan spiritual, tidak heran jika banyak orang kaya yang susah, banyak orang kaya yang gelisah, tidur tidak nyenyak, makan tidak enak, kenapa terjadi yang demikian, karena secara psikologis kejiwaan, hatinya memberontak karena masih banyak saudaranya yang lain yang masih susah, miskin dan sengsara.,”Orang-orang mukmin itu saling menyayangi, saling mencintai dan merekatkan simpati, seprti halnya satu tubuh yang jika salah satu organnya mengaduh kesakitan maka seluruh tubuh akan terpanggil untuk tidak tidur dan merasakan demam,”(HR. Bukhari dan Muslim).

Secara teologis kejiwaan manusia yang tidak berinfak secara benar akan merasa gelisah, dan kehidupanya tidak tenang. Sebaliknya manusia yang berinfak ikhlas karena Allah dan tidak mengiringi infaknya dengan perkataan dan perbuatan menyakitkan serta tidak berkeinginan untuk dipuji orang maka Allah menjanjikan kepada orang tersebut terjauh dari rasa takut dan terbebas dari bersedih hati,” Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, Kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”(QS. Al-Baqarah:262). Allahu Alam.

Jumat, 11 April 2008

SURAT PEMBUKA

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang ;
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Yang menguasai hari pembalasan
Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan
Tunjukkanlah kami jalan yang lurus
Jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka dan bukan( jalan ) mereka yang dimurkai dan bukan ( pula jalan ) mereka yang sesat

ISLAM DAN KESEHATAN ROKOK


Rokok dan Islam
Agama Islam mampu memenuhi segala keperluan bagi setiap masalah yang berbangkit dalam kehidupan seharian umatnya, sehingga tidak satu perkara pun terlepas daripada sorotan Islam yang memberikan kaedah atau aturan cara melaksanakannya, supaya tidak membawa mudarat terhadap manusia itu sendiri. Dengan demikian, terjaminlah tindak-tanduk umat ini daripada terjerumus ke lembah dosa dan kerosakan akal, jasmani dan harta benda. Walau bagaimanapun, terdapat beberapa isu yang tidak dijelaskan hukumnya secara tegas, maksudnya tidak ditemui nas yang khusus membicarakannya. Hadith Rasullullah s.a.w. :"Halal itu jelas, haram itu pun jelas, dan antara keduanya ada beberapa perkara yang syubhat (samar) yang banyak dari manusia tidak mengetahuinya. Maka barangsiapa memelihara dirinya dari segala kesamaran, sesungguhnya ia memelihara bagi agama dan kehormatannya. Dan barangsiapa jatuh ke dalam perkara kesamaran jatuhlah ia ke dalam haram,"(H.R. Muslim)

Tabiat menggunakan tembakau dalam bentuk merokok boleh dijadikan sebagai satu contoh perkara samar di mana tidak ditemui nas yang khas menetapkan hukumnya. Pada umumnya orang menganggap hukum merokok hanya markuh, sama dengan memakan makanan yang baunya tidak sedap seperti memakan bawang, jering dan sebagainya. Hadith Rasullullah s.a.w. : "Barang siapa makan bawang putih atau bawang merah maka janganlah mendekati masjid-masjid kita, kerana malaikat terganggu,"

Tembakau yang menjadi bahan utama dalam rokok, telah diperkenalkan secara menyeluruh termasuk ke dunia Islam oleh penjajah Barat yang beragama Kristian, dan ianya belum pernah dikenali di zaman Nabi Muhammad s.a.w. Di kalangan masyarakat beratus tahun terdahulu, tembakau dihisap bukan sahaja untuk bersukaria tetapi sebagai satu acara dalam upacara kebudayaan dan keagamaan.

Pada umumnya umat Islam tidak merokok melainkan kerana terpengaruh kepada orang Barat yang menjajah mereka. Hari ini, merokok adalah suatu kebiasaan yang diterima secara meluas dalam masyarakat kita, sehingga kadangkala ia dipandang sebagai satu norma yang membanggakan. Anggapan palsu ini terhasil apabila golongan yang mudah terperdaya dengan budaya asing, terutamanya yang dipaparkan melalui media massa, ingin pula bergaya demi mencapai status kecanggihan serta keunggulan yang kononnya dikaitkan dengan merokok. Malah tabiat suka meniru dan menyeleweng dari jalan yang benar adalah sesuatu yang kian menguasai anak-anak kaum Muslimin di zaman ini.

Tembakau & kesihatan
Tembakau memudaratkan kesihatan manusia dan haiwan apabila mereka terdedah kepada penggunanya. Kemajuan dalam penyelidikan sains perubatan telah jelas membuktikan hubungan rapat di antara penggunaan tembakau dengan kejadian kanser, penyakit jantung, penyakit paru-paru dan berbagai-bagai jenis penyakit lain. Rokok merupakan penyebab utama kesengsaraan dan kematian yang boleh dielakkan sama sekali di zaman moden ini. Menurut Pertubuhan Kesihatan Sedunia (WHO), bilangan kematian tahunan akibat merokok di seluruh dunia telah bertambah dari 1 juta dalam pertengahan tahun 1960an kepada 3 juta sekarang. Jumlah ini dianggarkan meningkat lagi kepada 10 juta setahun menjelang tahun 2020. Bahayanya tidak hanya membabitkan negara-negara Barat sahaja, malah kian mengancam dan menjadi masalah kesihatan yang paling utama di negara-negara membangun, termasuk di Malaysia.

Tabiat merokok mengakibatkan 90% daripada kesemua kes kanser paru-paru, 75% kes kerosakan paru-paru (chronic bronchitis & emphysema) serta 25% kes jantung di kalangan lelaki berumur di bawah 65 tahun. Beberapa lagi jenis kanser paru-paru dan juga komplikasi dalam sistem pernafasan kanak-kanak, turut dikaitkan dengan merokok di kalangan ahli keluarga.

Ibubapa yang merokok bukan sahaja meletakkan anak-anak mereka pada bahaya penyakit, tetapi juga kemungkinan bagi kecacatan anggota serta menggugat pertumbuhan fizikal dan minda ahli keluarga mereka sendiri. Kanak-kanak dari ibubapa yang merokok juga adalah lebih cenderung mencontohi tabiat buruk ini apabila mereka meningkat dewasa kelak. 'Baik buruknya kebangkitan tunas baru di antara kita, bergantung rapat dengan apa yang dibiasakan oleh ayahnya'. Ibubapa bertanggungjawab sepenuhnya dalam membentuk perlakuan anak-anak mereka. Firman Allah s.w.t. :

"Wahai orang-orang yang beriman. Peliharalah diri dan keluarga kamu dari api neraka" (At-Tahrim : 6)
"Allah mewariskan ke atas kamu tentang anak-anak kamu"
(An-Nisa' : 11)



Hadith Rasullullah s.a.w. :
"Tiada seorang ayah yang memberikan anaknya suatu pemberian lebih baik daripada adab yang mulia" .(At - Termidzi)
"Ajarilah anak-anak kamu dan kelurga kamu kebaikan, dan lengkapkanlah mereka dengan adab" (AbdulRazzak & Said Mansur)

Gangguan dan masalah pembiakan serta kehamilan akibat merokok telah juga jelas terbukti. Racun yang terkandung di dalam asap rokok yang dihidu oleh seorang ibu mengandung mampu mengakibatkan keguguran, kelahiran tidak cukup bulan, bayi yang tidak cukup berat badan, kecacatan janin dan berbagai-bagai komplikasi lain. Ada juga kajian yang menunjukkan bahawa merokok boleh menyebabkan kemandulan bagi lelaki dan perempuan.

Setiap batang rokok yang dinyalakan akan mengeluarkan lebih 4000 bahan kimia beracun yang membahayakan dan boleh menmbawa maut. Dengan ini setiap sedutan itu menyerupai satu sedutan maut. Di antara kandungan asap termasuklah bahan radioaktif (polonium -201) dan bahan-bahan yang digunakan di dalam cat (acetone), pencuci lantai (ammonia), ubat gegat (naphthalene), racun serangga (DDT), racun anai-anai (arsenic), gas beracun (hydrogen cyanide) yang digunakan di "kamar gas maut" bagi pesalah yang menjalani hukuman mati, dan banyak lagi. Bagaimanapun, racun yang paling penting adalah tar, nikotin dan karbon monoksida.

Tar mengandungi sekurang-kurangnya 43 bahan kimia yang diketahui menjadi penyebab kanser (karsinogen). Bahan seperti benzopyrene iaitu sejenis policyclic aromatic hydrocarbon (PAH) telah lama disahkan sebagai agen yang memulakan proses kejadian kanser.

Nikotin, seperti dadah heroin bertindak balas di dalam otak dan mempunyai kesan kepada sistem mesolimbik yang menjadi punca utama penagihan. Sindrom ketagihan terhadap nikotin yang ditunjukkan dengan gejala gian, tolerens dan tarikan, adalah mungkin lebih hebat berbanding najis dadah.

Seseorang yang kehabisan rokok kadangkala berkelakuan seperti mengalami gangguan akal dan dalam keadaan yang amat tertekan sekali. Oleh itu terlalu sukar untuk sesiapa yang terjerat dengan ketagihan merokok, meninggalkan tabiat itu selamanya, kecuali dengan kehendak Allah jua.

Nikotin turut menjadi punca utama risiko serangan penyakit jantung dan strok. Hampir satu perempat mangsa pesakit jantung adalah berpunca daripada tabiat merokok. Di Malaysia, sakit jantung merupakan penyebab utama kematian sementara strok adalah pembunuh yang keempat. Karbon monoksida pula adalah gas yang beracun, biasanya dikeluarkan oleh ekzos kenderaan. Gas ini menjejaskan bekalan oksigen ke tisu-tisu hingga ianya menjadi terencat dan akhirnya boleh menyebabkan maut sekiranya paras karbon monoksida di dalam badan melebihi 60%.

Manusia seharusnya sedar lalu menjauhkan diri daripada menggunakan tembakau terutamanya rokok, kerana ianya adalah buruk, membahayakan dan membinasakan.

Daripada maklumat tentang kemudaratan asap rokok terhadap kesihatan, maka isu berhubung menghidu asap rokok secara terpaksa atau secara pasif (passive smoking) semakin ketara dan menjadi persoalan hak asasi manusia yang semakin hebat diperkatakan di negara-negara maju. Asap rokok amat mengganggu keselesaan dan menjadi punca utama pencemaran udara dalaman (indoor air pollution), di kebanyakkan bangunan dan tempat awam.

Asap yang terhasil daripada puntung rokok yang sedang menyala (sidestream), bersama-sama asap yang dihembus keluar oleh si perokok (ehaled smoke) adalah dipanggil environmental tobacco smoke (ETS). Ianya mengandungi jumlah kandungan racun pada peratusan yang jauh lebih tinggi berbanding dengan asap yang disedut terus dari batang itu (mainstream smoke).

Kajian-kajian saintifik yang dijalankan oleh berbagai badan penyelidikan terkemuka antarabangsa telah membuktikan bahawa merokok secara pasif (passive smoke) merupakan penyebab utama kejadian kanser paru-paru di kalangan orang yang tidak merokok. Bagi wanita bukan perokok, beliau mempunyai pertambahan risiko sebanyak 30% untuk menghidap kanser paru-paru dan kelebihan 50% pula untuk diserang penyakit jantung, jika suaminya merokok.

Menghisap rokok adalah suatu perbuatan membunuh diri sendiri dan orang lain atau makhluk lain yang sentiasa terdedah kepada asap yang berpunca daripada perokok itu, sungguhpun proses pembunuhan ini mengambil masa yang agak lama. Firman Allah s.w.t. :
"Dan janganlah kamu membunuh diri kamu, sesungguhnya Allah Maha Penyayang" (An-Nisa' : 29) Hadith Rasullulah s.a.w. : "Siapa yang membunuh diri dengan meminum racun, maka racun itu akan tetap berada di tangannya dan diminumnya dalam neraka jahanam"
(Abu Hurairah r.a.)

Perundangan Islam dan Merokok
Islam dan Faedah Merokok
Tidak dapat dinafikan bahawa merokok memberi faedah kepada penghisap di mana ianya dapat memberi ketenangan tertentu kepada penghisap untuk tempoh masa yang tertentu. Ketenangan ini dirasai sendiri oleh mereka yang merokok. Islam tidak menafikan faedah ini dan al-Qur'an sendiri pun merakamkan bahawa arak dan minuman keras juga adalah berfaedah kepada manusia. Ini jelas dalam firman Allah (surah al-Baqarah, ayat 219),

Maksudnya, " Mereka bertanya kepada kamu tentang arak dan judi. Katakanlah: Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat manusia…." Namun, perundangan Islam mempunyai kaedah umum yang mesti diikuti kerana sikap sebaliknya akan menyebabkan banyak hukum- hakam Islam akan dipertikai. Kaedah umum ini ialah Islam melihat kepada kadar faedah dan kadar kerosakan yang terdapat dalam sesuatu bahan dan amalan di mana hukum akan hanya terbina di atas kadar mana Allah telah menyebutkan bahawa walaupun arak itu mengandungi beberapa kebaikan tetapi keburukannya lebih banyak dan sehubungan dengan itu, ia perlu diharamkan.

Firman Allah dalam surah al-Baqarah, ayat 219
Maksudnya: "…Katakanlah: Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia tetapi dosa keduanya lebih besar daripada manfaatnya".

Dalam konteks ini, walaupun merokok mempunyai beberapa kebaikan, namun keburukannya lebih mengatasi kebaikannya dan sehubungan dengan itu, ia perlu dilarang oleh Islam. Kalau kita hanya melihat kepada aspek kebaikan tanpa pertimbangan dengan kadar keburukan, banyak hukum-hukum yang telah dipersetujui perlu diubah seperti mencuri, berzina, amalan riba, berjudi dan sebagainya kerana amalan-amalan ini juga memberi kebaikan di samping keburukan yang lebih menyerlah. Ini adalah tabiat perundangan Islam di atas dunia dan seperti mana yang telah dijelaskan oleh Imam al-Shatibi bahawa kesempurnaan hanyalah berlaku di alam akhirat. Perundangan Islam untuk mengawal kehidupan manusia di atas dunia adalah tidak 'sempurna' sepenuhnya di mana dalam kejahatan ada kebaikan dan dalam kebaikan ada kekurangan.

Islam dan Bahaya Merokok
Perkara yang harus dalam Islam bersifat biasa dan tidak membawa kepada ketagihan. Malah, perkara yang wajib pun perlu dilakukan dengan sederhana supaya ianya berkekalan, berkesan dan sesuai dengan fitrah manusia. Namum amalan merokok adalah satu amalan yanga sukar dikategorikan sebagai perkara harus kerana ianya membawa kepada ketagihan dalam merokok menjadikannya menguasai manusia di mana manusia menjadi hamba kepada rokok dan bukan sebaliknya.

Ketagihan adalah hasil daripada bahan-bahan kimia yang terkandung dalam rokok. Pemikiran yang sihat dan matang sudah pasti akan menolak sebarang unsue ketagihan sebagai amalan yang dibenarkan oleh Islam. Lebih-lebih lagi apabila ketagihan ini tidak dapat dipenuhi, ianya akan membawa kepada beberapa masalah sampingan yang melibatkan pihak lain seperti masalah kewangan, tekanan perasaan, perasaan marah, tidak tenang dan seumpamanya. Adakah amalan sebegini harus dalam Islam? Ketagihan menyebabkan kemuliaan manusia dikurungkan kerana manusia tepaksa patuh kepada dorongan ketagihan dan bukannya keimanan dan pemikiran yang stabil.

Islam dan Bahaya Rokok Kepada Masyarakat dan Alam Sekitar
Seperti yang telah dijelaskan sebelum ini, kandungan rokok bukan sahaja memberi kesan negatif kepada penghisap malah kepada mereka yang menyedut asap rokok. Ini adalah kesan yang tidak terima oleh perundangan Islam berdasarkan sebuah hadith yang bermaksud, "tidak ada kemudaratan (dalam Islam) dan kemudaratan kepada orang lain perlu dihindarkan". Seseorang itu tidak boleh menimpa kemudaratan ke atas dirinya mahu pun ke atas orang lain.

Tegasnya, kemudaratan mesti dihindarkan sebaik mungkin kerana ianya bukan ajaran Islam. Ajaran Islam ialah agama yang membawa kepada kebaikan dan kemudahan. Begitu juga, amalan menghisap rokok menggalakkan industri tembakau dikeringkan dengan menggunakan kaedah kayu api. Ini memerlukan kepada bahan pembakar yang banyak dan sekaligus menghasilkan karbon monoksida yang banyak dalam dunia dan menyebabkan hutan terhapus.

Rokok dan Masalah Sosial
Rokok sudah dikenalpasti sebagai titik permulaan kepada amalan ketagihan dadah, ganja dan seumpamanya. Mereka yang tidak merokok tidak akan terdedah kepada amalan penagihan dadah dan sebagainya. Ini adalah bertepatan dengan kaedah perundangan Islam iaitu Sadd al-Dhara' (blocking the means) iaitu menutup pintu kepada kejahatan.

Sesuatu perkara itu, walaupun pada asalnya dibenarkan oleh perundangan Islam, boleh bertukar menjadi perkara yang ditegah sekiranya ia boleh membawa kepada satu keputusan yang tidak baik. Menyewa rumah kepada seseorang adalah harus tetapi menyewa rumah kepada seseorang yang terkenal dengan kerja-kerja maksiat adalah tidak harus atas dasar doktrin di atas kerana penyewa mungkin menjadikan rumahnya itu sebagai tempat dan pusat maksiat. Begitulah juga dalam persoalan merokok atas andaian hukumnya adalah harus.

Peringatan Kepada yang Merokok
Islam melarang kita melakukan sesuatu yang boleh merosakkan kesihatan kita dan yang boleh mengancamkan kehidupan kita. Apa saja yang dimasukkan ke dalam tubuh dan uratsaraf kita hendaklah yang baik, bersih dan yang menjaminkan keselamatan jasmani, akal dan rohani kita. Tabiat merokok yang diamalkan denagn cara menyedut madat masuk ke dalam badan kita adalah satu tabiat yang merosak dan mengancamkan diri kita. Oleh itu berhentilah merokok. Allah berfirman dengan maksud menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka yang buruk-buruk. (Al-A'raf: 157)

PENGETAHUAN ISLAM


Islam merupakan satu agama yang lengkap. Islam berbeza daripada agama-agama lain yang terdapat di muka bumi kerana perkataan “Islam” tidak mempunyai hubungkait samada dengan individu-individu tertentu, golongan-golongan tertentu atau tempat-tempat tertentu.

Islam juga merupakan agama yang bersifat integral, yang mengatur hidup dan kehidupan manusia serta menjadi dasar akhlak mulia yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW untuk seluruh umat manusia.

Secara umumnya, Islam merupakan asas kehidupan manusia yang meliputi semua bidang dan lapangan atau dengan erti kata lain “Islam is the way of life”


Definisi Islam terbahagi kepada 2 bahagian yang utama iaitu definisi menurut bahasa dan definisi menurut istilah / syara’. Definisi Islam menurut bahasa adalah selamat sentosa atau kedamaian. Contohnya boleh diambil daripada sebuah hadith Rasullah s.a.w yang bermaksud:
Seorang Muslim ialah seorang yang selamat, seorang muslim yang lain dari lidah dan tangannya

Definisi Islam menurut istilah/ syara’ pula adalah patuh dan menyerah diri kepada Allah dengan penuh kesedaran dan kerelaan tanpa paksaan serta mematuhi segala peraturan-peraturan-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Penyerahan secara terpaksa bukanlah bidang yang dibicarakan, kerana penyerahan secara itu tidak akan mendatangkan balasan pahala, malah manusia tidak dapat membuat pilihan yang mengakibatkan mereka akan ke syurga atau ke neraka. Samada mereka tergolong yang beruntung ataupun yang rugi. Malah penyerahan secara ini tidak sesuai untuk makhluk manusia yang mempunyai akal fikiran. Firman Allah S.W.T. :

Ertinya:
Barang siapa mencari agama selain Islam, tidak akan diterima daripadanya dan dia di akhirat termasuk orang yang rugi.” (Ali Imran: 85)

Dari segi pemilihan nama, “Islam” merupakan nama istimewa yang diberikan oleh Allah kepada Din-Nya. Al-Quran sebagai kalam Allah menyebut “Islam” sebagai Al-Islam (makrifah)

Dan ditujukan kepada agama suci ini. Di antara ayat-ayat tersebut ialah :

Ertinya :
Sesungguhnya agama di sisi Allah hanya Islam” (Ali Imran: 19)
Ertinya:
Barang siapa mencari agama selain Islam, maka tidaklah akan diterima (agama itu) …” (Ali Imran: 85)

Kamis, 10 April 2008

evolusi

Mitos 99% Telah Mati
Evolusionis Mengakui bahwa Manusia dan Simpanse
Tidaklah Sama secara Genetik

azis alamin

Telah lama paduan suara kaum evolusionis menebarkan keyakinan tak mendasar bahwa hanya terdapat perbedaan genetik tipis antara manusia dan simpanse. Di dalam setiap tulisan evolusionis Anda dapat membaca kalimat semacam ini “kita 99% sama dengan simpanse” atau “hanya ada 1% DNA yang menjadikan kita manusia”. Meskipun belum ada perbandingan yang ilmiah yang dilakukan antara genom manusia dan simpanse, ideologi Darwinisme membawa mereka menganggap bahwa hanya ada sedikit perbedaan antara kedua spesies.

Penelitian mutakhir menunjukkan bahwa propaganda kaum evolusionis dalam hal ini – seperti juga dalam hal lain – sangatlah tidak benar. Manusia dan simpanse tidak sama 99%. Kesamaan genetik ternyata menunjukkan kurang dari 95%. Dalam satu berita yang dilansir CNN.com, bertajuk “Manusia, simpanse, lebih berbeda dari yang dikira”, mereka menulis sebagai berikut:

Ada lebih banyak perbedaan antara simpanse dan manusia daripada yang dipercayai sebelumnya, berdasarkan sebuah penelitian genetik terbaru.

Ahli biologi telah lama mempercayai bahwa 98.5% gen-gen simpanse dan manusia adalah sama. Tetapi Roy Britten, ilmuwan pada California Institute of Technology, menyatakan dalam tulisan yang diterbitkan minggu lalu bahwa cara baru membandingkan gen-gen tersebut menunjukkan bahwa kesamaan manusia dan simpanse hanya sekitar 95%.

Britten mendasarkan ini pada program komputer yang membandingkan 780.000 dari 3 miliar pasangan basa dalam DNA manusia dengan milik simpanse. Ia menemukan lebih banyak ketidaksamaan dari apa yang disimpulkan peneliti sebelumnya, dan menyimpulkan bahwa paling tidak 3.9% dari DNA tadi berbeda.

Hal ini membawa ia pada kesimpulan bahwa ada perbedaan genetik yang mendasar antara kedua spesies sekitar 5 persen.i

New Scientist, majalah ilmiah terkemuka dan pendukung kuat dari Darwinisme, melaporkan hal berikut ini tentang hal tersebut di dalam sebuah artikel berjudul “Perbedaan DNA Manusia-Simpanse Terguncang”:

Kita lebih unik dari yang dikira sebelumnya, berdasarkan perbandingan baru antara DNA manusia dan simpanse. Telah lama dipercaya bahwa kita mempunyai 98.5% persamaan genetik dengan saudara terdekat kita. Hal itu sepertinya salah. Faktanya, kita memiliki kurang dari 95% persamaan dalam materi genetik, peningkatan variasi sebesar tiga kali lipat antara kita dan simpanse.ii

Boy Britten dan evolusionis yang lain tetap mengkaji hasil tersebut dalam kerangka teori evolusi, meskipun sebenarnya tidak ada alasan untuk hal tersebut. Teori evolusi tidak didukung oleh catatan fosil maupun data genetik dan biokimia. Sebaliknya, bukti-bukti menunjukkan bahwa bentuk-bentuk kehidupan yang berbeda-beda muncul di muka bumi dengan tiba-tiba tanpa ada nenek moyang antara dan bahwa kekompleksan sistem mereka membuktikan adanya ‘desain cerdas’.

Sama Desain, bukan Sama Nenek Moyang

Tetapi apakah persamaan genetik antara manusia dan simpanse – bahkan sebesar 95% - mempunyai arti? Untuk menjawabnya, kita harus melihat gambaran secara menyeluruh.

Ketika kita melihat perbandingan genetik secara umum, kita menemukan persamaan yang mengejutkan yang tidak sesuai dengan yang dianggap sebagai hubungan evolusi antar spesies. Contohnya, analisa genetik menunjukkan persamaan sebesar 75% antara DNA sejenis cacing dengan manusia.iii Berdasarkan pohon kekerabatan yang dibuat oleh evolusionis, phylum Chordata, yang didalamnya termasuk manusia, dan phylum Nematoda (cacing) tidak bertemu bahkan sejak 530 juta tahun yang lalu. Karena itu, persamaan 70% - sebuah angka yang sangat tinggi untuk manusia dan cacing, yang mempunyai bentuk yang sangat berbeda – tidak menunjukkan hubungan evolusi sama sekali.

Di lain pihak, analisa pada beberapa protein menunjukkan kekerabatan manusia dengan makhluk yang lain lagi. Dalam sebuah penelitian oleh para peneliti di Cambridge University, beberapa protein dari vertebrata darat dibandingkan. Anehnya, dalam hampir semua contoh, manusia dan ayam dikelompokkan sebagai kerabat dekat. Kerabat terdekat berikutnya adalah buaya.iv

Hasil ini, bersamaan dengan yang lain, menunjukkan bahwa persamaan genetik antara manusia dan hewan, dan antara hewan sendiri, tidak cocok dalam semua pola evolusi. Dengan kata lain, alasan dari persamaan itu tidak bisa ‘persamaan nenek moyang’ sebagaimana yang dipercaya teori evolusi.

Lalu apa alasannya? Ketika kita mengkaji ulang hal ini, kita akan melihat bahwa persamaan tersebut berakar dari kenyataan bahwa semua bentuk kehidupan mempunyai fungsi yang mirip dan tentunya kebutuhan yang mirip pula. Sebagaimana telah kami terangkan dalam artikel kami sebelumnya, “”, tentu amat beralasan bagi tubuh manusia untuk mempunyai beberapa kemiripan molekuler dengan makhluk yang lain karena mereka semua terbentuk dari molekul yang sama, mereka menggunakan air yang sama dan juga udara, dan mereka mengkonsumsi makanan yang mengandung molekul yang sama. Pastilah metabolisme dan akhirnya susunan genetik mereka akan mirip satu sama lain. Meskipun demikian, ini tidak menjadi bukti bahwa mereka berevolusi dari nenek moyang yang sama.

Lalu, dalam hal itu, apa penjelasan ilmiah yang dapat diberikan untuk kesamaan struktur dan genetik antar makhluk hidup? Jawaban pertanyaan itu telah diberikan sebelum teori evolusi Darwin mendominasi dunia ilmu pengetahuan. Ilmuwan semacam Carl Linnaeus dan Richard Owen, yang pertama kali mengangkat tema kesamaan dalam makhluk hidup, melihat bahwa hal itu merupakan contoh dari “kesamaan desain”. Dengan kata lain, organ yang mirip atau gen yang mirip menyerupai satu sama lain bukan karena mereka berevolusi secara kebetulan dari satu nenek moyang, melainkan karena mereka telah didesain secara sengaja untuk melakukan satu fungsi tertentu.

Penemuan ilmiah moderen menunjukkan bahwa klaim kesamaan dalam makhluk hidup adalah karena penurunan dari satu ‘nenek moyang’ tidaklah benar. Satu-satunya penjelasan yang rasional untuk kesamaan tersebut adalah “kesamaan desain” atau Penciptaan.

KONFERENSI “ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN” BERLANJUT…

AZIS ALAMIN

Konferensi terakhir yang kami mulai rintis sejak saat Pameran Buku Internasional Brunei tahun 2001 adalah diselenggarakan di London pada tanggal 14 Agustus yang lalu. Para pembicara dalam konferensi yang disponsori oleh Abrar Islamic Foundation tersebut mengutarakan pandangan-pandangan mereka mengenai pandangan Islam terhadap ilmu pengetahuan. Mereka menjelaskan bahwa dalam banyak ayat Al Qur’an, Allah telah memerintahkan manusia untuk berpikir, meneliti dan belajar. Nabi Muhammad pun telah mengarahkan perhatian terhadap pentingnya masalah ini dalam sabda-sabdanya. Hal ini lebih jauh mengokohkan Al Qur’an sebagai sumber petunjuk bagi ilmu pengetahuan.

Konferensi penting ini memanfaatkan secara luas dua buah buku, Al Qur’an Leads the Way to Science dan Miracles of the Qur’an karya Harun Yahya, yang telah menulis lebih dari 200 buku. Pendapat-pendapat pembicara utama tentang masalah ilmu pengetahuan dan Islam adalah sebagai berikut:

“Ilmu pengetahuan” menyediakan suatu cara yang dengannya alam semesta, dan segala sesuatu di dalamnya, dapat diteliti guna menyingkap kehebatan dalam ciptaan Allah, sehingga pengetahuan ini dapat disampaikan kepada segenap manusia. Dengan demikian, agama mendorong ilmu pengetahuan, menjadikannya sebagai alat untuk mempelajari seluk-beluk ciptaan Tuhan.

Islam adalah agama akal dan hati nurani. Seseorang memahami kebenaran yang diberitakan oleh agama dengan menggunakan kearifannya, serta menarik kesimpulan-kesimpulan dari alam di sekitarnya menggunakan hati nuraninya. Seseorang yang menggunakan akal dan hatinya dalam memahami sifat-sifat benda apa pun di alam semesta ini, bahkan meskipun ia bukan pakar dalam masalah tersebut, akan memahami bahwasanya itu semua diciptakan oleh Sang Pemilik Kebijaksanaan, Ilmu, dan Kekuasaan yang agung.

Dalam Al Qur’an, Allah menyeru manusia untuk merenung dan meneliti tanda-tanda penciptaan di sekeliling mereka. Siapa pun yang menyelidiki hakikat cara kerja alam semesta, makhluk hidup dan tak-hidup, dan memikirkan serta meneliti apa-apa yang ia lihat di sekelilingnya, akan sampai pada pengetahuan tentang kearifan, ilmu tanpa tara, serta kekuasaan tak terbatas dari Allah …

Para pembicara, yang mengukuhkan keterkaitan antara Islam dan ilmu pengetahuan serta pentingnya arti dari keterkaitan tersebut, menyatakan bahwa semua Muslim, bahkan setiap orang, memiliki sejumlah tanggung jawab berikut:

Pada titik penting dalam sejarah saat ini, kita kaum Muslim memiliki tanggung jawab penting. Berkat globalisasi, dunia tengah berubah menjadi panggung pentas bagi berbagai pemikiran di mana semua sekat dan batas telah terangkat, dan dalam lingkungan ini kita kaum Muslim, sebagai wakil agama yang benar, perlu melancarkan suatu perjuangan besar di bidang budaya dan ilmu pengetahuan untuk mempertahankan dan menyebarluaskan kebenaran Islam.

Kaum Muslim tidak boleh tampil sebagai sosok yang bermusuhan terhadap dunia, sebagai orang yang berpandangan sempit dan keras. Sebaliknya, mereka harus memimpin seluruh dunia dalam hal akhlak, ilmu pengetahuan, pemikiran dan seni.

Oleh karena satu-satunya jawaban adalah akhlak Al Qur’an, maka sebuah tanggung jawab besar dan penting jatuh ke pundak orang-orang yang berhati nurani bersih untuk menerangkan Al Qur’an kepada setiap orang dan untuk melancarkan perlawanan ilmiah, serta berusaha keras mengenyahkan Darwinisme, suatu pemikiran materialis yang bertentangan dengan Al Qur’an.

Tentunya hanya Allah saja yang dapat membawa perlawanan ini berakhir pada kemenangan.